Powered By Blogger

Senin, 17 September 2012

Rekrontruksi Citra


Rekonstruksi citra yaitu teknik pencitraan yang menghasilkan gambaran potongan lintang suatu objek melalui pengolahan terhadap sinyal proyeksi trans-aksial dari objek tersebut. Sinyal proyeksi trans-aksial diperoleh dengan cara memberikan radiasi terhadap objek dalam berbagai sudut orientasi. Modalitas pencitraan tomografi pada umumnya memiliki sistem mekanik yang mengatur rotasi posisi transduser pemancar radiasi dan transduser pendeteksi sinyal sehingga pengambilan proyeksi objek dapat dilakukan dari berbagai sudut orientasi.
Sinyal proyeksi yang menjadi input dari proses rekonstruksi citra dapat dihasilkan dari 3 macam teknik pencitraan tomografi, yaitu:
1.  Transmission Tomography   

Pada transmission tomography, sinyal informasi proyeksi diperoleh dari intensitas sinyal radiasi yang ditangkap setelah sinyal menembus objek. Contoh modalitas pencitraan yang temasuk kategori ini adalah CT-Scanner. CT-Scanner mempergunakan radiasi sinar X dalam berbagai orientasi untuk menghasilkan citra irisan lintang objek pencitraan.

2.  Reflection Tomography

Teknik tomografi refleksi banyak dipergunakan dalam aplikasi radar. Dalam aplikasi ini, sinyal informasi proyeksi objek merupakan intensitas sinyal refleksi yang dipantulkan oleh permukaan luar objek, misalnya seperti pada aplikasi doppler radar-imaging.

3.  Emission Tomography
Tomografi emisi memanfaatkan sinyal informasi berupa intensitas peluruhan radioaktif dari komponen radionuklida yang dimasukkan ke dalam objek. Dalam aplikasi medis, contoh modalitas pencitraan yang menggunakan metode tomografi emisi antara lain adalah PET (Positron Emission Tomography).


Analisa Citra


Analisis citra adalah kegiatan menganalisis citra sehingga menghasilkan informasi untuk menetapkan keputusan. Beberapa hal yang dapat diidentifikasi dari sebuah citra seperti format file citra,ukuran file citra, jumlah pixel, dimensi citra, resolusi citra, dan lain-lain.
Tujuan : menghitung besaran kuantitatif dari citrauntuk menghasilkan deskripsinya.Diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkandari sekelilingnyaOperasi pengorakan citra :
-          Pendeteksian tepi objek (edge detection)
-          Ekstraksi batas (boundary)
-          Represenasi daerah (region)

Restorasi Citra


yaitu mencari terlebih dahulu penyebab kerusakan citra setelah  itu baru mengaplikasikan   teknik – teknik yang ada untuk memperbaikinya. Teknik restorasi  berorientasi pada pemodelan degradasi dan melakukan proses kebalikan dari degradasi dalam merecover Citra aslinya. Restorasi citra berkaitan dengan penghilangan atau pengurangan degradasi pada  citra yang terjadi karena proses akuisisi citra. Degradasi yang dimaksud termasuk derau  (yang merupakan eror dalam nilai piksel) atau efek optis misalnya  blur (kabur) akibat  kamera yang tidak fokus atau karena gerakan kamera. Teknik restorasi citra meliputi  operasi neighbourhood dan juga penggunaan proses-proses pada domain frekuensi.

Pemampatan Citra


Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari data-data yang terdapat dalam citra sehingga dapat disimpan atau ditransmisikan secara efisien. Proses kompresi merupakan proses mereduksi ukuran suatu data untuk menghasilkan representasi digital yang padat atau memampatkan namun tetap dapat mewakili kuantitas informasi yang terkandung pada data tersebut.

Bertujuan meminimalkan kebutuhan memori untuk merepresentasikan citra digital dengan mengurangi duplikasi data di dalam citra sehingga memori yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit daripada representasi citra semula.

Manfaat
-      Waktu pengiriman data pada saluran komunikasi data lebih singkat
-      Membutuhkan ruang memori dalam storage lebih sedikit dibandingkan dengan citra yang tidak dimampatkan
Semakin besar ukuran citra, semakin besar memori yang dibutuhkan. Namun kebanyakan citra mengandung duplikasi data, yaitu :
suatu pixel memiliki intensitas yang sama dengan dengan pixel tetangganya, sehingga penyimpanan setiap pixel memboroskan tempat
citra banyak mengandung bagian (region) yang sama, sehingga bagian yang sama ini tidak perlu dikodekan berulangkali karena mubazir atau redundan


Segmentasi Citra


Segmentasi citra (image segmentation) mempunyai arti membagi suatu citra menjadi wilayah-wilayah yang homogen berdasarkan kriteria keserupaan yang tertentu antara tingkat keabuan suatu piksel dengan tingkat keabuan piksel – piksel tetangganya, kemudian hasil dari proses segmentasi ini akan digunakan untuk proses tingkat tinggi lebih lanjut yang dapat dilakukan terhadap suatu citra, misalnya proses klasifikasi citra dan proses identifikasi objek.
 Adapun dalam proses segmentasi citra itu sendiri terdapat beberapa algoritma, diantaranya :
 algoritma Deteksi Titik, Deteksi Garis, dan Deteksi Sisi ( berdasarkan Operator Robert dan Operator Sobel ). Gonzalez dan Wintz (1987) menyatakan bahwa segmentasi adalah proses pembagian sebuah citra kedalam sejumlah bagian atau obyek. Segmentasi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam analisis citra secara otomatis, sebab pada prosedur ini obyek yang diinginkan akan disadap untuk proses selanjutnya,

Perbaikan Kualitas Citra


Perbaikan kualitas citra (image enhancement) merupakan salah satu proses awal dalam pengolahan citra. Perbaikan kualitas citra diperlukan karena seringkali citra yang dijadikan objek mempunyai kualitas yang buruk, misalnya citra mengalami derau (noise), citra terlalu gelap/terang, citra kurang tajam, kabur, dan sebagainya.
Image enhancement juga melibatkan level keabuan dan manipulasi kontras, pengurangan derau, pemfilteran, penajaman, interpolasi dan magnifikasi, pseudo warna, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan perbaikan kualitas citra adalah proses mendapatkan citra yang lebih mudah diinterpretasikan oleh mata manusia. Tujuan perbaikan citra adalah lebih menonjolkan ciri citra tertentu untuk kepentingan analisis atau menampilkan citra.
Perbaikan citra berguna dalam ekstraksi cirri, analisis citra, dan tampilan informasi visual. Sedangkan restorasi citra mengacu pada menghilangkan atau meminimalkan degradasi dalam citra. Termasuk restorasi citra antara lain deblurring citra yang didegradasi oleh keterbatasan sensor atau lingkungannya, noise filtering, koreksi distorsi geometric atau ketidak linieran karena sensor-sensor. Perbedaan image enhancement dengan image restoration adalah pada image restoration perbedaan degradasi diketahui.
Beberapa teknik perbaikan kualitas citra yang umum digunakan antara lain :
1.     Operasi Titik
a.    Pengubahan kontras
b.    Pemotongan noise
c.    Mengiris window ( window scaling )
d.    Model histogram
2.    Operasi Spasial
a.    Pelembutan noise
b.    Filter median
c.    Unsharp masking
d.    Lowpass, bandpass, high-pass filtering
e.    Pembesaran
3.    Operasi Transformasi
a.    Linier filter
b.    Root filter
c.    Homomorphic filter
4.    Pseudowarna
a.    False coloring
b.    Pseudoloring 

Pengolahan Citra


Pengolahan citra digital adalah salah satu bentuk pemrosesan informasi dengan inputan berupa citra (image) dan keluaran yang juga berupa citra atau dapat juga bagian dari citra tersebut. Tujuan dari pemrosesan ini adalah memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin computer. Operasi-operasi pada pengolahan citra digital secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Perbaikan kualitas citra (image enhancement), contohnya perbaikan kontras gelap/terang, penajaman (sharpening), dan perbaikan tepian objek (edge enhancement)
  2. Restorasi citra (image restoration), contohnya penghilangan kesamaran (deblurring)
  3. Pemampatan citra (image compression)
  4. Segmentasi citra (image segmentation)
  5. Pengorakan citra (image analysis), contohnya pendeteksian tepi objek (edge enhancement) dan ekstraksi batas (boundary)
  6. Rekonstruksi citra (image recronstruction)
Di dalam bidang komputer, sebenarnya ada tiga bidang studi yang berkaitan
dengan data citra, namun tujuan ketiganya berbeda, yaitu:
1.     Grafika Komputer (computer graphics).
bertujuan menghasilkan citra (lebih tepat disebut grafik atau  picture)  dengan primitif-primitif geometri seperti garis, lingkaran, dan sebagainya. Primitif-primitif geometri tersebut memerlukan data deskriptif  untuk  melukis elemen-elemen gambar.
2. Pengolahan Citra (image processing).
bertujuan memperbaiki kualitas  citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin (dalam hal ini komputer).  Teknik-teknik pengolahan  citra mentransformasikan citra menjadi citra lain.
3. Pengenalan Pola (pattern recognition/image interpretation).
mengelompokkan data numerik dan simbolik (termasuk citra)  secara otomatis oleh mesin (dalam  hal ini komputer). Tujuan pengelompokan  adalah untuk mengenali suatu objek di dalam citra.


Fungsi Pengolahan Citra ( Image Processing)

Pengolahan citra memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:
-Digunakan sebagai proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer
–Digunakan untuk Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain . contoh : pemampatan citra (image compression)
–Sebagai proses awal (preprocessing) dari komputer visi



Minggu, 06 Mei 2012

STATIC ROUTE

Routing sendiri adalah sebuah proses yang berguna untuk meneruskan paket-paket dari sebuah jaringan ke jaringan lainnya, dan biasanya routing ini dilakukan dengan menggunakan router. Routing tersebut ada dua macam, yaitu Static Routing dan Dinamic Routing. Pada tulisan ini saya akan membahas bagaimana cara melakukan konfigurasi static routing. Static routing adalah di mana seorang administrator melakukan routing secara manual. Mendefenisikan setiap network yang akan dihubungkan pada router-router yang akan digunakan.

TAKS 4-Static Route Dapat di Unduh Disini

Selasa, 01 Mei 2012

TASK 3 Konfigurasi VLAN



Virtual Local Area Network (VLAN) adalah metode untuk menciptakan jaringan-jaringan yang secara logika tersusun sendiri-sendiri. VLAN sendiri berada dalam jaringan Local Area Network (LAN), sehingga dalam jaringan (LAN) bisa terdapat satu atau lebih VLAN. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam dalam suatu jaringan, kita dapat membuat lagi satu atau lebih jaringan (jaringan di dalam jaringan).
Konfigurasi VLAN itu sendiri dilakukan melalui perangkat lunak (software), sehingga walaupun komputer tersebut berpindah tempat, tetapi ia tetap berada pada jaringan VLAN yang sama.


Hasil Konfigurasi VLAN dapat di download Disini

Kamis, 15 Maret 2012

Hirarki Jaringan


Dosen Pengampu        :    Arief Arfriandi
Mata Kulah                 :    Keamanan Jaringan Komputer
Tugas 2                      :    Membuat Artikel Core layer,
                                       Distribution layer, dan Access layer.

Model Hirarki Jaringan

Oleh :

Riko Wahyu Praditya
5302410154
Rombel 03

Desain jaringan hirarki membagi jaringan menjadi beberapa lapisan. Yang menyerupai bentuk pohon. Setiap lapisan menyediakan fungsi-fungsi tertentu yang mendefinisikan perannya dalam jaringan secara keseluruhan. Dengan memisahkan berbagai fungsi-fungsi yang ada di jaringan, maka jaringan menjadi desain modular, yang memfasilitasi skalabilitas dan performa. 

Topologi hirarki terdiri dari tiga layer yaitu : Core,Distribution,dan Acces. 

A. Model Jaringan Hierarki
  1. Access Layer ( berhubungan langsung dengan end device, layer paling bawah)
  2. Distribution Layer (menjembatani/menghubungkan antara access layer dengan core layer, biasanya berupa sekumpulan switch/hub menggunakan model VLAN, layer ada di tengah)
  3. Core Layer (layer backbone berkecepatan tinggi, merupakan layer yang mampu menyebarkan jaringan internetwork menjadi bagian yang lebih kecil, layer tertinggi )

    B.
    Keuntungan Jaringan Hierarki
  1. Scalability : jaringan hierarki dapat diperluas/dikembangkan secara lebih mudah
  2. Redundancy : menjamin ketersediaan jalur pada level core dan distribution
  3. Performance :  performa switch pada layer core dan distribution leih handal (link aggregation)
  4. Security : port keamanan pada level access dan aturan pada level distribution membuat jaringan lebih aman
  5. Manageability : konsistensi antar switch pada tiap level membuat manajemen menjadi lebih mudah
  6. Maintainability : modularitas desain hirarki mengijinkan jaringan dibagi-bagi tanpa menambah kerumitan

    C.
    Prinsip Desain Jaringan Hierarki
  1. Network Diameter : jumlah switch dalam suatu jalur pengiriman antara dua titik device
  2. Bandwidth Aggregation : bagaimana mengimplementasikan kombinasi beberapa jalur diantara dua switch ke dalam satu logical link
  3. Redundant Links : digunakan untuk menjamin ketersediaan jaringan melalui beberapa jalur yang mungkin
  4. Suatu jaringan yang konvergen (Converged Network) merupakan usaha pembagian jaringan berdasarkan tipe datanya untuk mengoptimalkan trafik jaringan, misalnya Voice Network, Video Network, dan Data Network.
  5. Penggunaan switch pada jaringan hierarki bertujuan untuk mengelompokkan dan membagi jalur pengiriman data. Misal suatu Instansi terbagi atas jaringan untuk departemen HR, Keuangan, dan Data Center.

    D.
    Jenis Jenis Topologi Hirarki

1. Core Layer
Core Layer desain hirarkis adalah backbone kecepatan tinggi dari internetwork. Core Layer ini penting untuk interconnectivity antara perangkat layer distribusi, sehingga sangat penting untuk core yang ketersediaan dan redudansi. Area core juga dapat melakukan koneksi ke Internet. Aggregasi core lalu lintas dari semua lapisan distribusi perangkat, sehingga harus mampu meneruskan sejumlah data yang besar dengan cepat.
Pada layer ini bertanggung jawab untu mengirim traffic scara cepat dan andal. Tujuannya hanyalah men-switch traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Kegagalan pada core layer dan desain fault toleranceuntuk level ini dapat dibuat sebagai berikut :

Yang tidak boleh dilakukan :
  1. tidak diperkenankan menggunakan access list, packet filtering, atau routing VLAN.
  2. tidak diperkenankan mendukung akses workgroup.
  3. tidak diperkenankan memperluas jaringan dengan kecepatan dan kapasitas yang lebih besar.
Yang boleh dilakukan :
  1. melakukan desain untuk keandalan yang tinggi ( FDDI, Fast Ethernet dengan link yang redundan atau ATM).
  2. melakukan desain untuk kecepatan dan latency rendah.
  3. menggunakan protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah.
Berikut contoh device router yang dapat digunakan di lapisan core layer :
  1. Cisco Router 5000 series
  2. Cisco Router 6000 series
  3. Cisco Router 7000 series
  4. Cisco Router 10000 dan 12000 series, untuk enterprise
CORE Layer Features :
  1. Layer 3 Support
  2. Very high forwarding rate
  3. Gigabit Ethernet/10Gigabit Ethernet
  4. Redundant components
  5. Link Aggregation
  6. QoS
 2. Distribution Layer
Layer distribusi teragregasi data yang diterima dari layer access aktif sebelum dikirim ke core layer untuk routing ke tujuan akhir. Layer distribusi mengontrol arus lalu lintas jaringan dengan pengawasan dan perencanaan broadcast domain yang dilakukan oleh fungsi routing antara virtual LANs (VLANs) ditetapkan pada access layer. VLANs memungkinkan untuk mengelompokkan lalu lintas pada switch ke subnetworks yang terpisah.
Pada layer ini sering disebut juga workgroup layer, merupaan titik komunikasi antara access layer dan core layer. Fungsi utamanya adalah routing, filtering, akses WAN, dan menentukan akses core layer jika diperlukan. Menentukan path tercepat/terbaik dan mengirim request ke core layer. Core layer kemudian dengan cepat mengirim request tersebut ke service yang sesuai.

DISTRIBUTION Layer Features :
  1. Layer 3 Support
  2. High forwarding rate
  3. Gigabit Ethernet/10Gigabit Ethernet
  4. Redundant components
  5. Security policies/Access Control Lists
  6. Link Aggregation
  7. QoS
Berikut contoh device router yang dapat digunakan di lapisan distribution layer:
  1. Cisco Router 2600 series
  2. Cisco Router 4000 series
  3. Cisco Router 4500 series
  4. Cisco Router 1600 series
  5.  Cisco Router 1720 dan 1750
  6. Cisco Router 2500 series

    Cisco Router 2500 series tersedia dalam bentuk tipe fixed maupun modular yang dapat digunakan di access layer dan distribution layer
  7. Cisco Router 3600 series



 3. Access Layer
Antarmuka layer access dengan perangkat akhir, seperti PC, printer, dan IP telepon, untuk menyediakan akses ke semua jaringan. Layer ini dapat menghubungkan router, switch, bridge, hubs, dan jalur akses nirkabel. Tujuan utama dari layer access adalah untuk menyediakan sarana untuk menghubungkan perangkat ke jaringan dan mengendalikan perangkat yang diijinkan untuk berkomunikasi pada jaringan.
Pada layer ini menyediakan aksess jaringan untuk user/workgroup dan mengontrol akses dan end user local ke Internetwork. Sering di sebut jugadesktop layer. Resource yang paling dibutuhkan oleh user akan disediakan secara local. Kelanjutan penggunaan access list dan filter, tempat pembuatan collision domain yang terpisah (segmentasi). Teknologi seperti Ethernet switchingtampak pada layer ini serta menjadi tempat dilakukannya routing statis.

Berikut contoh device router yang dapat digunakan di lapisan access layer :
  1. Cisco Router 700 series
  2. Linksys by Cisco WRT54GL SoHo Router
  3. Cisco Router 801-804
  4. Cisco Router 805
  5. Cisco Router 811 dan 813
  6. Cisco Router 827
  7. Cisco Router 1000 series
  8. Cisco Router 2000 series
  9. Cisco Router 2500 series
  10. Cisco Router 3000 series

ACCESS Layer Features :
  1. Port keamanan
  2. VLANs
  3. Fast Ethernet/Gigabit Ethernet
  4. Power over Ethernet (PoE)
  5. Link aggregation
  6. Quality of Service (QoS)
Sebagai contoh:
 Jaringan Internal  sudah menerapkan desain tersebut diatas dengan detail spesifikasi teknis sebagai berikut:
  1. Core Layer di tangani mesin core. BSD Minded dipadukan denganCisco Catalyst L3 (support multilayer) [118.97.x.x] dimana menangani jalur backbone utama ke ISP dan jalur Inherent
  2. Distribution Layer di tangani mesin router Mikrotik 3.23 level 6 menangani routing terpusat, jadi semua unit /lokasi tidak ada NAT kecuali untuk Lab, sehingga kita bisa terhubung ke semua device pada masing-masing unit /kampus.
  3. Access Layer ditangani mesin Mikrotik Router 3.23 level 6 dengan di bantumanagable switch besutan Nortel dengan spesifikasi Nortel 2550T menangani VLAN di masing-masing kampus



Rabu, 07 Maret 2012

Classless Inter-Domain Routing (CIDR)


CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnyaexhausting dari IPv4 address.
IP Address dapat digambarkan terdiri dari dua kelompok bit pada address: bagian paling penting adalah 
network address yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian yang paling signifikan adalah host identifier, yang menyatakan sebuah interface host tertentu pada jaringan. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu lintas routing antar jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat. Desain classful network untuk IPv4 berukur network address sebagai satu atau lebih kelompok 8-bit, menghasilkan blok Kelas A, B, atau C alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat untuk penyedia layanan Internet dan end user pada bit batas alamat apapun, bukannya pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, bagaimanapun, host identifier memiliki ukuran tetap yaitu 64-bit oleh konvensi, dan subnet yang lebih kecil tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir.

Notasi CIDR menggunakan sintaks yang menentukan alamat IP untuk IPv4 dan IPv6, menggunakan alamat dasar jaringan diikuti dengan garis miring dan ukuran routing prefix, misalnya, 192.168.1.2/24 (IPv4), dan 2001: db8:: / 32 (IPv6).
Maksud dari 192.168.1.2/24 diatas adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. CIDR /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30


Sebelum notasi CIDR, jaringan IPv4 biasanya menggunakan notasi dot-desimal, representasi alternatif yang menggunakan network address diikuti oleh subnet mask. Dengan demikian, notasi CIDR 192.168.0.0/24 yang akan ditulis sebagai 192.168.0.0/255.255.255.0

VLSM (Variable Less Subnet Masking)

     VLSM yaitu melakukan pembatasan terhadap jumlah host dari sebuah subnet. Cara ini biasanya
digunakan untuk melakukan konfigurasi router, karena router hanya memerlukan 2 ip address,
sehingga tidak terjadi pemborosan ip address dan mencegah aksi sniffing dari hacker.
Baiklah langsung saja kita membahas vlsm ini dengan seksama dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya

Contoh:
kita menggunakan IP 192 . 168 . 20 . 0/27, maka untuk menentutkan vlsm dari ip tersebut,
langkah-langkahnya adalah:
1. Menentukan subnet mask,
2. Menentukan subnet dan host dari subnet mask tersebut,
3. Menentukan jumlah subnet dan host.
4. Menentukan subnet,
5. Mencari vlsm

Setelah kita mengetahui langkah-langkahnya mari kita mulai mengerjakannya.Jawab:

1. Menentukan subnet mask
Dari ip 192.168.20.0/27 di dapat subnet mask


2. Menentukan subnet dan host dari subnet mask tersebut
     Untuk menentukan subnet dan hostnya dari subnet mask tersebut, ambil 8 bit terakhir
atau ambil oket ke-4. Oktet ke-4 yaitu 1 1 1 0 0 0 0 0, dari octet ke-4 tersebut jika di
pisahkan menjadi :



3. Menentukan jumlah subnet dan host
     Jumlah host yaitu Dari ip 192.168.20.0/27 di dapatkan jumlah host sebanyak 30 host, karena
kita hanya memerlukan 2 host maka kita harus masuk ke langkah
berikutnya.

4. Menentukan subnet
     Seperti yang kita ketahui bahwa ip 192.168.20.0/27 mempunyai 8 subnet dan subnetnya
apa saja? Berikut cara mencarinya:



dari bilangan biner di atas didapat 1 1 1 adalah subnet, maka untuk mendapatkan
subnetnya, anda cukup mengurutkan bilangan biner tersebut dari awal.



Setelah kita mengetahui subnet-subnet dari ip 192.168.20.0/27, maka kita dapat dengan
mudah menentukan vlsm. Next, the last way

5. Mencari VLSM (Variable Less Subnet Masking)
     Dari cara di atas telah di dapat subnet-subnetnya, maka untuk mencari vlsm
kita tinggal memilih dari subnet tersebut untuk dijadikan vlsm.
Misalkan kita mengambil subnet 192.168.20.160/27, maka langkah
mencarinya adalah:

a. Menentukan bilangan biner dari octet ke-4 dan memilahnya menjadi subnet, vlsm,
dan host.



     Setelah kita memilahnya, maka ip nya menjadi 192.168.20.160/30, mengapa
menjadi /30? Karena kita menggunakan 2 bit host, sedangkan jumlah keseluruhan
bit yaitu 32 bit.

b. Mencari VLSM
     Untuk mencari vlsm, caranya hampir sama dengan cara mencari subnet. Anda
tinggal mengurutkan bit vlsm dari 000 111.



     Nah ketemu jugakan subnet-subnet dengan menggunakan metode VLSM. Dengan begitu anda tidak lagi
melakukan pemborosan no ip dalam konfigurasi router. Sehingga keamanan transportasi data lebih
terjamin dan menghindari terjadinya aksi sniffing dari pada hacker.
Dan untuk penerapannya sebagai berikut:
Subnet            : 192 . 168 . 20 . 160
Ip addres        : 192. 168. 20. 161 sampai 192. 168. 20. 162
Subnet mask  : 255 . 255 . 255 . 252
Ip broadcast   : 192 . 168 . 20 . 163